Senin, 03 Juni 2013

esok untuk kita



Aku menatap gambar gambar itu, gambar gambar dengan aura kebahagiaan dari setiap senyum dan tawa kita.
Ku palingkan wajah ke arah kenyataan, melepas alunan dunia gambar.
Aku mengerutkan kening.. seperti inikah?
Beginikah sebenernya yang terjadi?
Mengapa dalam kenyataan tak ada sedikitpun yang tersisa?
Tak ada rona kebahagiaan dari diri kita masing masing?
Aku bahkan tak tau masih bisakah aku menyebut semua ini sebuah keindahan.
Entah apa yang mulai mengikis semua keindahan ini.
Mungkin hati sudah tak sanggup menanggung sakit.
Rasa sakit yg selama ini di tutupi oleh rasa sayang yang juga mulai terkikis.
Sehingga rasa sakit mulai terlihat dan tak tertutup lagi.
Mengapa waktu kita selalu salah.
Ataukah hanya keadaan kita yang belum tepat?
Mengapa kau bawa luka untuk menghapus senyum ini?
Tiadakah kau merasa bahwa luka itu membuat taman hati ini menjadi gersang, kering dan tiada berpenghidupan.
Adakah taman hati ini indah kembali? Setelah baru saja di porak porandakan dengan perkataanmu yang tajam.
Maafkan :’)
Aku bukan bermaksud mengungkit semua luka, semua keegoisan seperti yang kau bilang :’)
Aku hanya mencoba memberitahumu bahwa aku sudah terjatuh sekarang.
Bukan jatuh pada perasaan mu seperti saat kita pertama bertemu.
Kali ini aku terjatuh dalam rasa sakit L
Entah apa obat yang sesuai untuk semua ini, aku harap akupun tau.
Tapi hingga sekarang aku tak tau apa obat yang bisa menghilangkan gersang dan geram ini.
Goresan itu memang kecil tapi rupanya cukup dalam, membuatnya terasa sangat perih.
Tawamu seolah rusak, di gerogoti rasa bersalahmu.
Aku tak tau apakah masih ada “esok untuk kita?”
Ataukah hanya tinggal serpihan kisah lalu yang oleh sebagian orang berusaha di buang dan di hapus.
Entahlah...
Aku hanya tak tau, apakah yang akan terjadi disana nanti.
Apakah kita aka membiarkan mimpi kita lapuk dan termakan oleh ego masing masing.
Ataukah kita akan bangun dan mencoba meraih mimpi itu bersama.
Jika saja keindahan selama ini harus berakhir.
Aku hanya bisa menatapmu dan percaya bahwa jika saja kau lah satu satunya laki laki yang kelak akan ada saat aku terbangun dari tidurku, saat aku butuh sandaran, saat aku butuh tangan untuk menuntun, maka mulai detik ini ketika akhirnya kita berpisah Tuhan tentu akan menjagamu, dan menuntunmu kembali dalam hangatnya kisah kita.
Namun jika saja keindahan selama ini benar benar terenggut waktu dan tak akan terulang, setidaknya aku pun tahu bahwa Tuhan telah mempersiapkan yang llebih baik untuk diri kita masing masing.
Terimakasih, ada beberapa hal yang mungkin bisa aku jadikan pelajaran.
Keindahan, kesakitan, luka, duka, suka, bahagia, cinta <3 terimakasih.